Selasa, 20 Agustus 2013

Materi IPA

BENCANA  ALAM  TAHUNAN

A. Banjir
banjir atau bah atau air bah adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena luapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, meluapnya air sungai, atau jebolnya bendungan sungai.Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serap air yang buruk sehingga jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun dengan deras yang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.Hujan monsun dapat mengakibatkan banjir besar di negara-negara yang terletak di dekat khatulistiwa seperti Bangladesh, karena panjangnya musim hujan di sana.Pada masa prasejarah, beberapa banjir besar diperkirakan pernah terjadi. Hal ini berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, di antaranya: 1. Pembanjiran Laut Mediterania (Laut Tengah) sekitar 5 juta tahun lalu yang sebelumnya merupakan sebuah padang pasir setelah pergerakan kontinental telah menutup Selat Gibraltar (antara 8 atau 5,5 juta tahun lalu).2. Pembanjiran Laut Hitam yang disebabkan meningkatnya ketinggian Laut Mediterania seiring berakhimya zaman es terakhir (sekitar 5600 SM).3. Seiring berakhimya zaman es di Amerika Utara, sebuah banjir besar terjadi karena jebolnya bendungan es yang menahan Danau Agassiz.4. Banjir Missoula di Washington, juga karena pecahnya bendungan es.
B.   Tanah Longsor
Tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi di mana terjadi pergerakan tanah, seperti jatuhnya bebatuan atau gumpatan besartanah. Meskipun penyebab utamakejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh, di antaranya:
1. Erosi yang disebabkan oleh aliran sungai-sungai atau hantaman gelombang laut yang menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam.
2. Lereng yang tersusun dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat.
3. Gempa bumi menyebabkan getaran yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng yang lemah.
4. Gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat, dan aliran debu-debu.
5. Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir berat yang terlalu berlebihan.
Terjadinya berbagai bencana yang terjadi di negeri ini selalu menyisakan duka bagi rakyat. Meski banyak retorika dibangun untuk mengatasi hal ini, baik pada masa Orde Baru maupun pada masa Orde Reformasi. Namun, seringkali tidak dibarengi dengan tindakan dan kebijakan nyata. Peningkatan bencana terus terjadi dari tahun ke tahun. Bahkan, sejak tahun 1988 sampai pertengahan 2003 jumlah bencana di Indonesia mencapai 647 bencana alam meliputi banjir, longsor, gempa bumi, dan angin topan, dengan jumlah korban jiwa sebanyak 2.022 dan jumlah kerugian mencapai ratusan miliar. Jumlah tersebut belum termasuk bencana yang terjadi pertengahan tahun 2003 sampai pertengahan 2004 yang mencapai ratusan bencana dan mengakibatkan hampir 1.000 korban jiwa.Dalam Environmental Outlook WALHI 2003 diungkapkan bahwa kita bangsa Indonesia tidak bisa lagi bangga dengan julukan Jamrud Khatulistiwa, karena pada kenyataannya, negeri kita adalah negeri sejuta bencana. Dalam setahun, yaitu tahun 2002, tercatat tidak kurang dari 14 bencana alam terjadi terutama banjir dan tanah longsor. Bencana tersebut menyebabkan lebih dari 101 orang meninggal, ribuan rumah rusak, dan. jutaan hektar lahan pertanian rusak. Hal tersebut mengakibatkan kerugian triliunan rupiah.Banjir bandang dan tanah longsor adalah suatu fenomena alam yang biasa terjadi di muka bumi ini. Secara umum, ketika sebuah sistem aliran sungai yang memiliki tingkat kemiringan (gradien) sungai yang relatif tinggi (lebih dari 30% atau lebih dari 27 derajat) apabila di bagian hulunya terjadi hujan yang cukup lebat, maka potensi terjadinya banjir bandang relatif tinggi. Tingkat kemiringan sungai yang relatif curam dapat dikatakan sebagai faktor “bakat” atau bawaan. Sedangkan curah hujan adalah salah satu faktor pemicu saja.Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2003, tercatat telah terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia, di mana 85% dari bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor.Bencana banjir dan tanah longsor adalah bencana yang terjadi bukan hanya karena faktor alam, namun lebih banyak karena campur tangan manusia. Bencana banjir dan tanah longsor merupakan bencana yang “bisadirencanakan”.Dalam kurun waktu 2003, terhitung mulai bulan Januari 2003 sampai dengan November 2003, bencana kembali terjadi dengan intensitas yang sangat tinggi. Bencana-bencana besar, seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan kekeringan lebih banyak disebabkan karena salah kelola lingkungan hidup.
Dalam GN-KPAdisebutkan, program kemitraan penyelamatan airjangkapendektelah dilakukan pada7 DAS. Keberhasilan percontohan kemitraan penyelamatan air telah dibuktikan pada DAS Bengawan Solo, Sub DAS Girindulu dan Sub-Sub DAS Gemawang. Adapun target pelaksanaan kegiatan pembinaan hingga akhir tahun 2006 akan dicanangkan untuk 13 DAS.Penanganan bencana di bidang jalan dan jembatan meliputi pengembalian fungsi struktur jalan agar tidak mengganggu lalu lintas serta memperbaiki struktur jalan secara permanen. Untuk itu, Departemen PU telah menetapkan 7 macam peralatan jalan yang tersebar di wilayah Medan, Padang, Palembang, Cikampek, Semarang, Surabaya, dan Makassar.Untuk Pulau Jawa, peralatan disiagakan pada 37 lokasi. Lampung dan Sumsel 11 lokasi yang tersebar di Bayung Lincir, Peninggalan, Palembang, Lahat, Baturaja, Penyandingan, Menggala, Kotabumi, Liwa, Bandar Lampung, dan Kalianda.Penanganan bencana dasarhukumnya adalah Keputusan Menteri (Kepmen) PU No. 523/KPTS/M/2005. Adapun struktur organisasi satuan tugas penanganan bencana Departemen PU adalah Menteri PU selaku anggota Bakomas dengan garis komando Bakornas PBP, Satgas PB Provinsi Satkorlak PBP Provinsi dan Satgas PB Kab/Kota Satlak PBP Kab/Kota.Persentase tersebut berarti bahwa bencana terbesar yang terjadi justru bencana yang bisa diatasi, diantisipasi kejadian dan risikonya.Dari berbagai fakta yang ada jelas terlihat bahwa bencana besar yang terjadi tidak serta merta datang, namun didahului oleh adanya eksploitasi lingkungan, adanya kebijakan yang tidak memenuhi aspirasi masyarakat, serta tidak adanya manajemen bencana dari pemerintah.Bencana-bencana tersebut seharusnya tidak perlu terjadi dan bisa diminimalisir oleh pemerintah seandainya pemerintah berbesarhati untuk tidak mencampakkan alam dengan dalih kebijakan pembangunan atau devisa. Sungguh bencana tersebut adalah bencana yang terencana.
A.    Antisipasi Bencana Gempa
Bencana alam geologis, terutama gempa bumi adalah salah satu peristiwa alam yang sampai sekarang masih sulit untuk diprediksi kedatangannya. Sehingga fenomena alam itu sifatnya seolah-olah mendadak dan tidakteratur. Dengan sifat seperti itu, ketika usaha-usaha prediksi masih belum menampakkan hasil, maka usaha yang paling baik dalam mengantisipasi bencana alam adalatf dengan mitigasi, yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh bencana alam. Bagaimana mengenal dan mengantisipasinya?Usaha mitigasi adalah meningkatkan ketahanan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam sehingga risiko bencana alam dapat dikurangi. Untuk menuju ke arah itu, mengenal karakteristik setiap jenis bencana alam geologis dan mengantisipasi akibatnya menjadi suatu keharusan. Berangkat dari pengetahuan ini, mitigasi baik secara fisik (tata ruang dan kode etik bangunan) maupun nonfisik (pendidikan bencana alam) serta manajemen/koordinasi bencana alam, perlu dilakukan secara baik dan terarah.Bencana gempa bumi yang kemudian diikuti oleh hempasan tsunami dahsyat yang menimbulkan kerusakan masif di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara pada tanggal 26 Desember 2004, menunjukkan bagaimana kita tidak mengenal karakteristik, sifat-sifat, dan perilaku bencana alam. Bencana tsunami yang dipicu oleh gempa bumi dengan magnitudo sembilan dan berepisentrum di utara perairan Pulau Simeulue itu, seakan-akan suatu pameran kekuatan alam atas ketidakberdayaan dan ketidaktahuan manusia terhadap gejala alam. Bencana tersebut seolah-olah juga suatu peringatan ulang tahun pada tanggal dan bulan yang sama tahun 2003 yang meluluhlantakkan kota Bam di Iran, yang menewaskan kira-kira 20 ribu jiwa manusia.
Sebelumnya, serangkaian gempa bumi yang sangatmerusakterjadi sepanjangtahun 2004. Di mulaidari Padangpanjang, Sumatra Barat bulan Februari, Ojiya di Perfektorat Niigata, Jepang pada bulan Oktober diikuti kejadian di Alor, Nusa.Tenggara Timur. Tidak berapa lama kemudian Nabire di Papua diguncang gempa di bulan November 2004 untuk kedua kalinya setelah gempa bumi yang terjadi di akhir tahun 2003.Bencana alam berulang. Perulangah dengan pola yang tidak persis waktu dan tempatnya. Sampai hari ini kita belum mempunyai pengetahuan yang cukup baik untuk mengetahui pola bencana alam dan melakukan prediksi pengulangan fenomena alam tersebut, khususnya gempa bumi. Bahkan negara Jepang sekalipun, dengan semua instrumen sangat canggih yang dimiliki, hingga sekarang belum tepat meramal waktu dan tempat datangnya gempa bumi. Setelah gempa bumi besar di Dataran Kanto yang meluluhlantakkan Metro-politan Tokyo pada 1 September 1923, sebagian rakyat Jepang percaya gempa bumi besar akan datang dalam 50-60 tahun berikutnya. Memang, kejadian yang “ditunggu” tetapi tidak diharapkan tersebut akhimya datang juga, tetapi jauh dari Tokyo. Gempa dahsyat itu datang pada musim dingin bulan Januari 1995 yang menghancurkan kota Kobe, kira-kira 500 km sebelah barat Tokyo, 72 tahun setelah 1 September 1923 yang dijadikan sebagai Hari Bencana Nasional Jepang.Sejarah gempa bumi besar pada abad ke-20 dan 211. 12 September 2007, di Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 skala Richter.2. 6 Maret 2007, gempa bumi tektonik mengguncang Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas.3. 27 Mei 2006, gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.4. 8 Oktober 2005, gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusatdi Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.5. 26 Desember 2004, gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,3 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatra Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di Samudra Hindia.6. 26 Desember 2003, gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berkekuatan 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.7. 21 Mei 2002, di utara Afghanistan, berkekuatan 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.8. 26 Januari 2001, di India, berkekuatan 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.9. 21 September 1999, di Taiwan, berkekuatan 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.10. 17 Agustus 1999, di barat Turki, berkekuatan 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa.11. 25 Januari 1999, di barat Colombia, padamagnitudo6dan merenggut 1.171 nyawa.12. 30 Mei 1998, di utara Afghanistan dan Tajikistan dengan berkekuatan 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.13. 17 Januari 1995, di Kobe, Jepang dengan berkekuatan 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.14. 30 September 1993, di Latur, India dengan berkekuatan 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.15. 21 Juni 1990, di barat laut Iran, berkekuatan 7,3 pada skala Richter dan merengut 50.000 nyawa.16. 7 Desember 1988, di barat laut Armenia, berkekuatan 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
17. 19 September 1985, di Mexico Tengah, berkekuatan 8,1 pada Skala Richter dan merenggut lebih dari 9.500 nyawa.18. 16 September 1978, di timur laut Iran, berkekuatan 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.19. 28 Juli 1976, diTangshan, Cina, berkekuatan 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.20. 4 Februari 1976, di Guatemala, berkekuatan 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.21. 29 Februari 1960, di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.22. 26 Desember 1939, di wilayah Erzincan, Turki dengan berkekuatan 7,9 pada skala Richter dan menyebabkan 33.000 orang tewas.23. 24 Januari 1939, di Chilian, Chile dengan berkekuatan 8,3 pada skala Richter dan menyebabkan 28.000 kematian.24. 31 Mei 1935, di Quetta, India dengan berkekuatan 7,5 pada skala Richter dan menewaskan 50.000 orang.25. 1 September 1923, di Yokohama, Jep’ang dengan berkekuatan 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
Untuk itulah perlunya sosialisasi kepada masyarakat dalam mengantisipasi keadaan yang mungkin terjadidi daerahnya supaya korban jiwa bisa diminimalisir.Berikut merupakan persiapan yang perlu dilakukan dalam menghadapi gempa.
1   Persiapan untuk Keadaan Darurata.
a. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi.
Tempat berlindung yang amanadalah tempat yang yang dapat melindungi kita dari benda-benda yang jatuh, misalnya di bawah meja.
b. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat digunakan untuk menyimpanair minum. Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang.
c. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempatpengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat, misalnya:
1. Lampu senter berikut baterai cadangannya
2. Air minum
3. Kotak P3K berisi obat menghilangkan rasa sakit, plester, pembalut, dan sebagainya.
4. Makanan yang tahan lama seperti biskuit
5. Sejumlahuangtunai
6. Bukutabungan
7. Korekapi
8. Lilin
9. Helm
10. Pakaian dalam
11. Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan darurat
d. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan langit-langit atau dinding denganmenggunakan iogam berbentuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi.
e. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan di saat gempa bumidengan memilih kaca yang jika pecah tidak berserakan dan melukai orang (safety glass) atau denganmenempelkan kaca film.
f. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika pemerintah setempat tidakmempunyai tempat evakuasi, pastikan tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekatdengan pinggir laut/sungai untuk menghindari tsunami.
2.    Ketika Terjadi Gempa Bumi
a. Matikan api kompor jika anda sedang memasak.
Matikan juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkantimbulnya konsleting.
Jika terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan alatpemadam api.
Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah.
b. Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung.
c. Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio.
d. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat tinggal, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian terdekat.
e. Tetap tenang dan tidak terburu-buru ketika keluar dari rumah atau gedung. Tunggu sampai gempa mereda,dan sesudah agak tenang, ambil tas ransel berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung menuju ke lapangan sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang dapatdigunakan untuk melindungi kepala dari benturan reruntuhan.
f. Jika sedang berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap papan reklame yang jatuh, tiang listrikyang tiba-tiba rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas gedung.
g. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat pengungsian. Jikamemungkinkan ajaklah tetangga dekat untuk pergi bersama-sama.
h.  Jika gempa bumi terjadi pada saat sedang mengemudikan kendaraan, jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel bertegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan.(Household seismic safety, Seismic retrofit)
3.    Sesudah Terjadi Gempa Bumia. Jika berada dalam bangunan. Lakukanlah hal berikut:
1. Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Jangan sampai menjadi panik. Korban jiwa bisa terjadi karena kepanikan.’misalkan terinjak-injak ataupun jatuh ketika meninggalkan bangunan terutama bangunan tinggi yang banyak orangnya. Misalkan di Mall ataupun kantor.
2. Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Hal ini disebabkan karena lift ataupun tangga berjalan digerakkan menggunakan listrik. Jika gempa terjadi kemungkinan kedua alat tersebut tidak jalan sebagaimana mestinya sehingga anda bisa terjebak.
3. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K. Jangan mementingkan diri sendiri. Jika masih bisa membantu orang yang terluka bantulah sekuat tenaga.
4. Telepon/minta pertolongan apabila terjadi luka parah pada anda atau orang di sekitar anda.
b. Setelah itu periksalah lingkungan sekitar. Hal yang dapat diperiksa untuk menghindari bencana selanjutnyaadalah:
1. Periksa apabila terjadi kebakaran.
2. Periksa apabila terjadi kebocoran gas.
3. Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek.
4. Periksa aliran dan pipa air.
5. Periksa segala hal yang dapat membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api, dan Iain-lain).
c. Jangan masuk ke bangunan yang rusak sesudah terjadi gempa, karena kemungkian masih terdapatreruntuhan. Setelah itu, jangan berjalan di sekitar daerah gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulanmasih ada.
d. Dengarkan informasi mengenai gempa dari radio (apabila terjadi gempa susulan).
e. Setelah terjadi gempa biasanya aparat setempat akan mendata kerusakan dan korban jiwa. Isilah angketyang dibenkan oleh instansi terkait tersebut untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.
B. Antisipasi Bahaya Tsunami
Beberapa hal yang hams dilakukan jika terjadi gempa yang kemungkinan diikuti oleh tsunami.
1. Jika sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, beriarilah menuju bukit yang terdekat.
2. Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
3. Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan no. 2, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baj’a (ferroconcrete building). Gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
4. Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan anda bebas dan tidak membawa apa-apa.
C. Antisipasi Banjir
Jika musim hujan tiba, umumnya penduduk maupun pemerintah di beberapa daerah menjadi khawatir, mengapa? Karena seiring musim hujan, maka banjir pun akan datang. Apa sebenarnya yang menyebabkan setiap musim hujan tiba selalu terjadi banjir? Sebagian besar banjir seringkali dikarenakan oleh tangan-tangan manusia juga, di antaranya karena banyaknya sampah yang dibuang sembarangan ke dalam saluran air (selokan) dan sungai yang menyebabkan selokan dan sungai menjadi dangkal sehingga aliran air terhambat dan menjadi tergenang. Yang kedua, dikarenakan tidak adanya saluran air di beberapa jalan raya, sehingga air yang tidak mengaiir akan menggenang di jalan yang lama-kelamaan akan menghancurkan aspai jalan.Selain dua faktor sebelumnya, faktor lainnya karena tanah sudah tidak mampu menampung dan menyerap air lagi disebabkan ulah penebang-penebang pohon di hutan yang tidak menerapkan sistem reboisasi (penanaman pohon kembali) pada lahan yang gundul, sehingga daerah resapan air menjadi sangat sedikit. Di samping itu faktor alam misalnya karena curah hujan yang tinggi sehingga tanah tidak mampu menyerap air. Di berbagai media cetak (koran) maupun media elektronik (TV, radio, internet) banyak diberitakan musibah banjir yang menimpa saudara kita di berbagai daerah Indonesia maupun di luar negara Indonesia. Banjir tersebut menghanyutkan dan menenggelamkan rumah, harta benda bahkan jiwa manusia. Banjir besar yang sering terjadi dengan tiba-tiba tersebut disebut dengan banjir bandang.
Hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya banjir adalah sebagai berikut.
1. Membuang sampah pada tempatnya, tidak di sembarang tempat.
2. Bekerja bakti secara rutin, misalnya 1 bulan sekali untuk membersihkan selokan (got), kali, maupun sungai di daerah sekitar kita.
3. Digalakkannya kembali reboisasi, baik di hutan maupun daerah taman kota oleh pemerintah dan masyarakat.
4. Adanya penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya banjir dan hal-hal yang berkaitan dengan banjir.
Usaha-usaha tersebut di atas bisa menghindari terjadinya banjir. Jika ada banjir, tidak terlaiu tinggi sehingga tidak mengakibatkan kerugian yang lebih besar.Pendidikan kebencanaan di sekolah dasar dan menengah membantu anak-anak memainkan peranan penting dalam penyelamatan hidup dan perlindungan anggota masyarakat pada saat kejadian bencana.Memasukkan pendidikan tentang risiko bencana ke dalam kurikulum sekolah sangat membantu dalam membangun kesadaran akan isu tersebut di lingkungan masyarakat. Sebagai tambahan terhadap peran penting mereka di dalam pendidikan formal, sekolah juga harus mampu melindungi anak-anak dari suatu kejadian bencana alam. Investasi untuk memperkuat bangunan gedung sekolah sebelum terjadinya suatu bencana, akan mengurangi biaya/anggaran jangka panjang, melindungi generasi muda penerus bangsa, dan memastikan kelangsungan kegiatan belajar-mengajarsetelah kejadian bencana.Pendidikan tentang risiko bencana dan keselamatan di sekolah merupakan dua prioritas utama untuk dilakukan, sebagai aksi Kerangka Kerja Aksi Hyogo yang telah diadopsi oleh 168 negara. Pengintegrasian pendidikan tentang risiko bencana ke dalam kurikulum pendidikan secara nasional dan penyediaan fasilitas sekolah yang aman dan menyelamatkan juga merupakan dua prioritas yang memberikan kontribusi terhadap kemajuan suatu negara menuju Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goal).Sasaran utama kampanye ini adalah mempromosikan integrasi pendidikan tentang risiko bencana ke dalam kurikulum sekolah di negara-negara yang rawan bencana alam dan mempromosikan konstruksi yang aman dan penyesuaian gedung sekolah yang mampu menahan bahaya. Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan langkah-langkah yang tepat dengan cara mempromosikan praktik terbaik yang menunjukkan bagaimana bermanfaatnya pendidikan tentang risiko bencana dan keselamatan di sekolah bagi masyarakat yang rentan. Berupaya melibatkan para pelaku pada berbagai tingkatan untuk menyampaikan pesan kampanye tersebut. Mendorong kepekaan anak-anak sekolah, orang tua, para guru, para pengambil kebijakan di tingkat lokal hingga internasional, dan organisasi kemasyarakatan untuk memengaruhi kebijakan pendidikan tentang risiko bencana dan keselamatan di sekolah.Kampanye ditujukan kepada murid sekolah dasar dan menengah, para guru, pembuat kebijakan pendidikan, orang tua, dan ahli bangunan. Selain itu, juga ditujukan kepada lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas isu manajemen bencana, mendiknas, para pemimpin politik di tingkat nasional, pembuat keputusan di masyarakat, dan otoritas lokal. Pesan yang bisa disampaikan, antara lain:
1. Pendidikan tentang risiko bencana menguatkan pemahaman anak-anak dan membantu membangun kesadaran yang lebih besar isu tersebut di dalam masyarakat.
2. Fasilitas bangunan sekolah yang bisa menyelamatkan hidup dan melindungi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dari suatu kejadian bencana alam.
3. Pendidikan tentang risiko bencana dan fasilitas keselamatan di sekolah akan membantu negara-negara menuju ke arah pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium. Hasil yang diharapkan adalah
(1) pemerintah pusat dan daerah menanamkan investasinya untuk menyediakan fasilitas bangunan sekolah yang tahan bencana dan mengarahkan kurikulum pendidikan tentang risiko bencana secara nasional;
(2) meningkatkan kesadaran sebagai dampak positif adanya pendidikan tentang risiko bencana dan keselamatan di sekolah; dan
(3) peningkatan aksi dan penggunaan praktik-praktik yang baik untuk mengerahkan koalisi dan kemitraan, membangun kapasitas sumber daya yang ada untuk mengadakan pelatihan pendidikan tentang risiko bencana dan keselamatan di sekolah. Ada pengalaman menarik tentang peran anak-anak dalam mengurangi korban tsunami Desember2004. Seorang gadis kecil dari Inggris bernama Tilly yang mendapatkan pelajaran tanda-tanda tsunami dari guru geografinya telah menyelamatkan banyak orang yang sedang berlibur di pantai barat Thailand. Seorang anak laki-laki kecil bernama Anto yang tinggal di Pulau Simeulue mendapatkan pelajaran dari kakeknya tentang apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi di laut. Bersama seluruh penghuni pulau itu, mereka berlari menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Kedua kisah tersebut diangkat ke dalam film pendek sebagai materi kampanye UN/ISDR.

0 komentar:

Posting Komentar