BENCANA ALAM TAHUNAN
A. Banjir
banjir atau bah atau air bah adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang
biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena
luapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, meluapnya air
sungai, atau jebolnya bendungan sungai.Di banyak daerah yang gersang di dunia,
tanahnya mempunyai daya serap air yang buruk sehingga jumlah curah hujan
melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun dengan deras
yang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba. Banjir semacam ini disebut banjir
bandang.Hujan monsun dapat mengakibatkan banjir besar di negara-negara yang
terletak di dekat khatulistiwa seperti Bangladesh, karena panjangnya musim
hujan di sana.Pada masa prasejarah, beberapa banjir besar diperkirakan pernah
terjadi. Hal ini berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, di
antaranya: 1. Pembanjiran Laut Mediterania (Laut Tengah) sekitar 5
juta tahun lalu yang sebelumnya merupakan sebuah padang pasir setelah pergerakan
kontinental telah menutup Selat Gibraltar (antara 8 atau 5,5 juta tahun
lalu).2. Pembanjiran Laut Hitam yang disebabkan meningkatnya ketinggian
Laut Mediterania seiring berakhimya zaman es terakhir (sekitar 5600
SM).3. Seiring berakhimya zaman es di Amerika Utara, sebuah banjir besar
terjadi karena jebolnya bendungan es yang menahan Danau Agassiz.4. Banjir
Missoula di Washington, juga karena pecahnya bendungan es.
B. Tanah Longsor
Tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi di mana terjadi pergerakan tanah,
seperti jatuhnya bebatuan atau gumpatan besartanah. Meskipun penyebab
utamakejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam,
namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh, di antaranya:
1. Erosi yang disebabkan oleh aliran sungai-sungai atau hantaman gelombang
laut yang menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam.
2. Lereng yang tersusun dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui
saturasi yang diakibatkan hujan lebat.
3. Gempa bumi menyebabkan getaran yang mengakibatkan longsornya
lereng-lereng yang lemah.
4. Gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat, dan
aliran debu-debu.
5. Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan
bahkan petir berat yang terlalu berlebihan.
Terjadinya berbagai bencana yang terjadi di negeri ini selalu menyisakan
duka bagi rakyat. Meski banyak retorika dibangun untuk mengatasi hal ini, baik
pada masa Orde Baru maupun pada masa Orde Reformasi. Namun, seringkali tidak
dibarengi dengan tindakan dan kebijakan nyata. Peningkatan bencana terus
terjadi dari tahun ke tahun. Bahkan, sejak tahun 1988 sampai pertengahan 2003
jumlah bencana di Indonesia mencapai 647 bencana alam meliputi banjir, longsor,
gempa bumi, dan angin topan, dengan jumlah korban jiwa sebanyak 2.022 dan
jumlah kerugian mencapai ratusan miliar. Jumlah tersebut belum termasuk bencana
yang terjadi pertengahan tahun 2003 sampai pertengahan 2004 yang mencapai
ratusan bencana dan mengakibatkan hampir 1.000 korban jiwa.Dalam Environmental
Outlook WALHI 2003 diungkapkan bahwa kita bangsa Indonesia tidak bisa lagi
bangga dengan julukan Jamrud Khatulistiwa, karena pada kenyataannya, negeri
kita adalah negeri sejuta bencana. Dalam setahun, yaitu tahun 2002, tercatat
tidak kurang dari 14 bencana alam terjadi terutama banjir dan tanah longsor.
Bencana tersebut menyebabkan lebih dari 101 orang meninggal, ribuan rumah
rusak, dan. jutaan hektar lahan pertanian rusak. Hal tersebut mengakibatkan
kerugian triliunan rupiah.Banjir bandang dan tanah longsor adalah suatu
fenomena alam yang biasa terjadi di muka bumi ini. Secara umum, ketika sebuah
sistem aliran sungai yang memiliki tingkat kemiringan (gradien) sungai yang
relatif tinggi (lebih dari 30% atau lebih dari 27 derajat) apabila di bagian
hulunya terjadi hujan yang cukup lebat, maka potensi terjadinya banjir bandang
relatif tinggi. Tingkat kemiringan sungai yang relatif curam dapat dikatakan
sebagai faktor “bakat” atau bawaan. Sedangkan curah hujan adalah salah satu
faktor pemicu saja.Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2003, tercatat telah
terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia, di mana 85% dari bencana tersebut
merupakan bencana banjir dan longsor.Bencana banjir dan tanah longsor adalah
bencana yang terjadi bukan hanya karena faktor alam, namun lebih banyak karena
campur tangan manusia. Bencana banjir dan tanah longsor merupakan bencana yang
“bisadirencanakan”.Dalam kurun waktu 2003, terhitung mulai bulan Januari 2003
sampai dengan November 2003, bencana kembali terjadi dengan intensitas yang
sangat tinggi. Bencana-bencana besar, seperti banjir, tanah longsor, kebakaran
hutan, dan kekeringan lebih banyak disebabkan karena salah kelola lingkungan
hidup.
Dalam GN-KPAdisebutkan, program kemitraan penyelamatan airjangkapendektelah
dilakukan pada7 DAS. Keberhasilan percontohan kemitraan penyelamatan air telah
dibuktikan pada DAS Bengawan Solo, Sub DAS Girindulu dan Sub-Sub DAS Gemawang.
Adapun target pelaksanaan kegiatan pembinaan hingga akhir tahun 2006 akan
dicanangkan untuk 13 DAS.Penanganan bencana di bidang jalan dan jembatan
meliputi pengembalian fungsi struktur jalan agar tidak mengganggu lalu lintas
serta memperbaiki struktur jalan secara permanen. Untuk itu, Departemen PU
telah menetapkan 7 macam peralatan jalan yang tersebar di wilayah Medan, Padang,
Palembang, Cikampek, Semarang, Surabaya, dan Makassar.Untuk Pulau Jawa,
peralatan disiagakan pada 37 lokasi. Lampung dan Sumsel 11 lokasi yang tersebar
di Bayung Lincir, Peninggalan, Palembang, Lahat, Baturaja, Penyandingan,
Menggala, Kotabumi, Liwa, Bandar Lampung, dan Kalianda.Penanganan bencana
dasarhukumnya adalah Keputusan Menteri (Kepmen) PU No. 523/KPTS/M/2005. Adapun
struktur organisasi satuan tugas penanganan bencana Departemen PU adalah
Menteri PU selaku anggota Bakomas dengan garis komando Bakornas PBP, Satgas PB
Provinsi Satkorlak PBP Provinsi dan Satgas PB Kab/Kota Satlak PBP
Kab/Kota.Persentase tersebut berarti bahwa bencana terbesar yang terjadi justru
bencana yang bisa diatasi, diantisipasi kejadian dan risikonya.Dari berbagai
fakta yang ada jelas terlihat bahwa bencana besar yang terjadi tidak serta
merta datang, namun didahului oleh adanya eksploitasi lingkungan, adanya
kebijakan yang tidak memenuhi aspirasi masyarakat, serta tidak adanya manajemen
bencana dari pemerintah.Bencana-bencana tersebut seharusnya tidak perlu terjadi
dan bisa diminimalisir oleh pemerintah seandainya pemerintah berbesarhati untuk
tidak mencampakkan alam dengan dalih kebijakan pembangunan atau devisa. Sungguh
bencana tersebut adalah bencana yang terencana.
A. Antisipasi Bencana Gempa
Bencana alam geologis, terutama gempa bumi adalah salah satu peristiwa alam
yang sampai sekarang masih sulit untuk diprediksi kedatangannya. Sehingga
fenomena alam itu sifatnya seolah-olah mendadak dan tidakteratur. Dengan sifat
seperti itu, ketika usaha-usaha prediksi masih belum menampakkan hasil, maka
usaha yang paling baik dalam mengantisipasi bencana alam adalatf dengan
mitigasi, yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh bencana alam.
Bagaimana mengenal dan mengantisipasinya?Usaha mitigasi adalah meningkatkan
ketahanan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam sehingga
risiko bencana alam dapat dikurangi. Untuk menuju ke arah itu, mengenal
karakteristik setiap jenis bencana alam geologis dan mengantisipasi akibatnya
menjadi suatu keharusan. Berangkat dari pengetahuan ini, mitigasi baik secara
fisik (tata ruang dan kode etik bangunan) maupun nonfisik (pendidikan bencana
alam) serta manajemen/koordinasi bencana alam, perlu dilakukan secara baik dan
terarah.Bencana gempa bumi yang kemudian diikuti oleh hempasan tsunami dahsyat
yang menimbulkan kerusakan masif di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara
pada tanggal 26 Desember 2004, menunjukkan bagaimana kita tidak mengenal
karakteristik, sifat-sifat, dan perilaku bencana alam. Bencana tsunami yang
dipicu oleh gempa bumi dengan magnitudo sembilan dan berepisentrum di utara
perairan Pulau Simeulue itu, seakan-akan suatu pameran kekuatan alam atas
ketidakberdayaan dan ketidaktahuan manusia terhadap gejala alam. Bencana
tersebut seolah-olah juga suatu peringatan ulang tahun pada tanggal dan bulan
yang sama tahun 2003 yang meluluhlantakkan kota Bam di Iran, yang menewaskan
kira-kira 20 ribu jiwa manusia.
Sebelumnya, serangkaian gempa bumi yang sangatmerusakterjadi sepanjangtahun
2004. Di mulaidari Padangpanjang, Sumatra Barat bulan Februari, Ojiya di
Perfektorat Niigata, Jepang pada bulan Oktober diikuti kejadian di Alor,
Nusa.Tenggara Timur. Tidak berapa lama kemudian Nabire di Papua diguncang gempa
di bulan November 2004 untuk kedua kalinya setelah gempa bumi yang terjadi di
akhir tahun 2003.Bencana alam berulang. Perulangah dengan pola yang tidak
persis waktu dan tempatnya. Sampai hari ini kita belum mempunyai pengetahuan
yang cukup baik untuk mengetahui pola bencana alam dan melakukan prediksi
pengulangan fenomena alam tersebut, khususnya gempa bumi. Bahkan negara Jepang
sekalipun, dengan semua instrumen sangat canggih yang dimiliki, hingga sekarang
belum tepat meramal waktu dan tempat datangnya gempa bumi. Setelah gempa bumi
besar di Dataran Kanto yang meluluhlantakkan Metro-politan Tokyo pada 1
September 1923, sebagian rakyat Jepang percaya gempa bumi besar akan datang
dalam 50-60 tahun berikutnya. Memang, kejadian yang “ditunggu” tetapi tidak
diharapkan tersebut akhimya datang juga, tetapi jauh dari Tokyo. Gempa dahsyat
itu datang pada musim dingin bulan Januari 1995 yang menghancurkan kota Kobe,
kira-kira 500 km sebelah barat Tokyo, 72 tahun setelah 1 September 1923 yang
dijadikan sebagai Hari Bencana Nasional Jepang.Sejarah gempa bumi besar pada
abad ke-20 dan 211. 12 September 2007, di Bengkulu dengan kekuatan gempa
7,9 skala Richter.2. 6 Maret 2007, gempa bumi tektonik mengguncang
Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas.3. 27
Mei 2006, gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawa Tengah kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi
tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey
melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari
300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.4. 8 Oktober 2005, gempa bumi
besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusatdi Kashmir,
Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.5. 26 Desember 2004, gempa bumi
dahsyat berkekuatan 9,3 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatra Utara
sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di Samudra Hindia.6. 26 Desember
2003, gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berkekuatan 6.5 pada skala
Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.7. 21 Mei 2002, di
utara Afghanistan, berkekuatan 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih
dari 1.000 orang tewas.8. 26 Januari 2001, di India, berkekuatan 7,9 pada
skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban
mencapai 13.000 orang.9. 21 September 1999, di Taiwan, berkekuatan 7,6
pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.10. 17 Agustus 1999, di
barat Turki, berkekuatan 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa.11. 25
Januari 1999, di barat Colombia, padamagnitudo6dan merenggut 1.171
nyawa.12. 30 Mei 1998, di utara Afghanistan dan Tajikistan dengan
berkekuatan 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang
tewas.13. 17 Januari 1995, di Kobe, Jepang dengan berkekuatan 7,2 skala
Richter dan merenggut 6.000 nyawa.14. 30 September 1993, di Latur, India
dengan berkekuatan 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000
orang.15. 21 Juni 1990, di barat laut Iran, berkekuatan 7,3 pada skala
Richter dan merengut 50.000 nyawa.16. 7 Desember 1988, di barat laut
Armenia, berkekuatan 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
17. 19 September 1985, di Mexico Tengah, berkekuatan 8,1 pada Skala
Richter dan merenggut lebih dari 9.500 nyawa.18. 16 September 1978, di
timur laut Iran, berkekuatan 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000
kematian.19. 28 Juli 1976, diTangshan, Cina, berkekuatan 7,8 pada skala
Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.20. 4 Februari 1976, di
Guatemala, berkekuatan 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778
terbunuh.21. 29 Februari 1960, di barat daya pesisir pantai Atlantik di
Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian
dan memusnahkan seluruh kota Agadir.22. 26 Desember 1939, di wilayah Erzincan,
Turki dengan berkekuatan 7,9 pada skala Richter dan menyebabkan 33.000 orang
tewas.23. 24 Januari 1939, di Chilian, Chile dengan berkekuatan 8,3 pada
skala Richter dan menyebabkan 28.000 kematian.24. 31 Mei 1935, di Quetta,
India dengan berkekuatan 7,5 pada skala Richter dan menewaskan 50.000
orang.25. 1 September 1923, di Yokohama, Jep’ang dengan berkekuatan 8,3
skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
Untuk itulah perlunya sosialisasi kepada masyarakat dalam mengantisipasi
keadaan yang mungkin terjadidi daerahnya supaya korban jiwa bisa
diminimalisir.Berikut merupakan persiapan yang perlu dilakukan dalam menghadapi
gempa.
1 Persiapan untuk Keadaan Darurata.
a. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi.
Tempat berlindung yang amanadalah tempat yang yang dapat melindungi kita dari
benda-benda yang jatuh, misalnya di bawah meja.
b. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air
mineral dapat digunakan untuk menyimpanair minum. Kebutuhan air minum biasanya
2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang.
c. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang
yang sangat dibutuhkan di tempatpengungsian. Barang-barang yang sangat
diperlukan dalam keadaan darurat, misalnya:
1. Lampu senter berikut baterai cadangannya
2. Air minum
3. Kotak P3K berisi obat menghilangkan rasa sakit, plester, pembalut, dan
sebagainya.
4. Makanan yang tahan lama seperti biskuit
5. Sejumlahuangtunai
6. Bukutabungan
7. Korekapi
8. Lilin
9. Helm
10. Pakaian dalam
11. Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan darurat
d. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan
langit-langit atau dinding denganmenggunakan iogam berbentuk siku atau sekrup
agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi.
e. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah
berantakan di saat gempa bumidengan memilih kaca yang jika pecah tidak
berserakan dan melukai orang (safety glass) atau denganmenempelkan kaca film.
f. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat.
Jika pemerintah setempat tidakmempunyai tempat evakuasi, pastikan tidak pergi
ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekatdengan pinggir laut/sungai
untuk menghindari tsunami.
2. Ketika Terjadi Gempa Bumi
a. Matikan api kompor jika anda sedang memasak.
Matikan juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkantimbulnya konsleting.
Jika terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan
alatpemadam api.
Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah.
b. Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung.
c. Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau
radio.
d. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada
tempat tinggal, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian terdekat.
e. Tetap tenang dan tidak terburu-buru ketika keluar dari rumah atau
gedung. Tunggu sampai gempa mereda,dan sesudah agak tenang, ambil tas ransel
berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung menuju ke
lapangan sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang
dapatdigunakan untuk melindungi kepala dari benturan reruntuhan.
f. Jika sedang berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap
papan reklame yang jatuh, tiang listrikyang tiba-tiba rubuh, kabel listrik,
pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas gedung.
g. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi
ke tempat pengungsian. Jikamemungkinkan ajaklah tetangga dekat untuk pergi
bersama-sama.
h. Jika gempa bumi terjadi pada saat sedang mengemudikan kendaraan,
jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem darurat.
Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan di bahu jalan.
Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel bertegangan tinggi, atau
di bawah jembatan penyeberangan.(Household seismic safety, Seismic retrofit)
3. Sesudah Terjadi Gempa Bumia. Jika berada dalam
bangunan. Lakukanlah hal berikut:
1. Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Jangan sampai menjadi
panik. Korban jiwa bisa terjadi karena kepanikan.’misalkan terinjak-injak
ataupun jatuh ketika meninggalkan bangunan terutama bangunan tinggi yang banyak
orangnya. Misalkan di Mall ataupun kantor.
2. Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa.
Hal ini disebabkan karena lift ataupun tangga berjalan digerakkan menggunakan
listrik. Jika gempa terjadi kemungkinan kedua alat tersebut tidak jalan
sebagaimana mestinya sehingga anda bisa terjebak.
3. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K. Jangan mementingkan diri
sendiri. Jika masih bisa membantu orang yang terluka bantulah sekuat tenaga.
4. Telepon/minta pertolongan apabila terjadi luka parah pada anda atau
orang di sekitar anda.
b. Setelah itu periksalah lingkungan sekitar. Hal yang dapat diperiksa untuk
menghindari bencana selanjutnyaadalah:
1. Periksa apabila terjadi kebakaran.
2. Periksa apabila terjadi kebocoran gas.
3. Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek.
4. Periksa aliran dan pipa air.
5. Periksa segala hal yang dapat membahayakan (mematikan listrik, tidak
menyalakan api, dan Iain-lain).
c. Jangan masuk ke bangunan yang rusak sesudah terjadi gempa, karena
kemungkian masih terdapatreruntuhan. Setelah itu, jangan berjalan di sekitar
daerah gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulanmasih ada.
d. Dengarkan informasi mengenai gempa dari radio (apabila terjadi gempa
susulan).
e. Setelah terjadi gempa biasanya aparat setempat akan mendata kerusakan dan
korban jiwa. Isilah angketyang dibenkan oleh instansi terkait tersebut untuk
mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.
B. Antisipasi Bahaya Tsunami
Beberapa hal yang hams dilakukan jika terjadi gempa yang kemungkinan diikuti
oleh tsunami.
1. Jika sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya
ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, beriarilah menuju bukit yang
terdekat.
2. Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah
ditentukan.
3. Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan no. 2, carilah
bangunan bertingkat yang bertulang baj’a (ferroconcrete building). Gunakan
tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke
lantai 3).
4. Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan anda bebas
dan tidak membawa apa-apa.
C. Antisipasi Banjir
Jika musim hujan tiba, umumnya penduduk maupun pemerintah di beberapa daerah
menjadi khawatir, mengapa? Karena seiring musim hujan, maka banjir pun akan
datang. Apa sebenarnya yang menyebabkan setiap musim hujan tiba selalu terjadi
banjir? Sebagian besar banjir seringkali dikarenakan oleh tangan-tangan manusia
juga, di antaranya karena banyaknya sampah yang dibuang sembarangan ke dalam
saluran air (selokan) dan sungai yang menyebabkan selokan dan sungai menjadi
dangkal sehingga aliran air terhambat dan menjadi tergenang. Yang kedua,
dikarenakan tidak adanya saluran air di beberapa jalan raya, sehingga air yang
tidak mengaiir akan menggenang di jalan yang lama-kelamaan akan menghancurkan
aspai jalan.Selain dua faktor sebelumnya, faktor lainnya karena tanah sudah
tidak mampu menampung dan menyerap air lagi disebabkan ulah penebang-penebang
pohon di hutan yang tidak menerapkan sistem reboisasi (penanaman pohon kembali)
pada lahan yang gundul, sehingga daerah resapan air menjadi sangat sedikit. Di
samping itu faktor alam misalnya karena curah hujan yang tinggi sehingga tanah
tidak mampu menyerap air. Di berbagai media cetak (koran) maupun media
elektronik (TV, radio, internet) banyak diberitakan musibah banjir yang menimpa
saudara kita di berbagai daerah Indonesia maupun di luar negara Indonesia.
Banjir tersebut menghanyutkan dan menenggelamkan rumah, harta benda bahkan jiwa
manusia. Banjir besar yang sering terjadi dengan tiba-tiba tersebut disebut
dengan banjir bandang.
Hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya banjir adalah sebagai
berikut.
1. Membuang sampah pada tempatnya, tidak di sembarang tempat.
2. Bekerja bakti secara rutin, misalnya 1 bulan sekali untuk membersihkan
selokan (got), kali, maupun sungai di daerah sekitar kita.
3. Digalakkannya kembali reboisasi, baik di hutan maupun daerah taman kota oleh
pemerintah dan masyarakat.
4. Adanya penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya banjir dan hal-hal yang
berkaitan dengan banjir.
Usaha-usaha tersebut di atas bisa menghindari terjadinya banjir. Jika ada
banjir, tidak terlaiu tinggi sehingga tidak mengakibatkan kerugian yang lebih
besar.Pendidikan kebencanaan di sekolah dasar dan menengah membantu anak-anak
memainkan peranan penting dalam penyelamatan hidup dan perlindungan anggota
masyarakat pada saat kejadian bencana.Memasukkan pendidikan tentang risiko
bencana ke dalam kurikulum sekolah sangat membantu dalam membangun kesadaran
akan isu tersebut di lingkungan masyarakat. Sebagai tambahan terhadap peran
penting mereka di dalam pendidikan formal, sekolah juga harus mampu melindungi
anak-anak dari suatu kejadian bencana alam. Investasi untuk memperkuat bangunan
gedung sekolah sebelum terjadinya suatu bencana, akan mengurangi biaya/anggaran
jangka panjang, melindungi generasi muda penerus bangsa, dan memastikan
kelangsungan kegiatan belajar-mengajarsetelah kejadian bencana.Pendidikan
tentang risiko bencana dan keselamatan di sekolah merupakan dua prioritas utama
untuk dilakukan, sebagai aksi Kerangka Kerja Aksi Hyogo yang telah diadopsi
oleh 168 negara. Pengintegrasian pendidikan tentang risiko bencana ke dalam
kurikulum pendidikan secara nasional dan penyediaan fasilitas sekolah yang aman
dan menyelamatkan juga merupakan dua prioritas yang memberikan kontribusi
terhadap kemajuan suatu negara menuju Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium
Development Goal).Sasaran utama kampanye ini adalah mempromosikan integrasi
pendidikan tentang risiko bencana ke dalam kurikulum sekolah di negara-negara yang
rawan bencana alam dan mempromosikan konstruksi yang aman dan penyesuaian
gedung sekolah yang mampu menahan bahaya. Untuk mencapai sasaran tersebut
diperlukan langkah-langkah yang tepat dengan cara mempromosikan praktik terbaik
yang menunjukkan bagaimana bermanfaatnya pendidikan tentang risiko bencana dan
keselamatan di sekolah bagi masyarakat yang rentan. Berupaya melibatkan para
pelaku pada berbagai tingkatan untuk menyampaikan pesan kampanye tersebut.
Mendorong kepekaan anak-anak sekolah, orang tua, para guru, para pengambil
kebijakan di tingkat lokal hingga internasional, dan organisasi kemasyarakatan
untuk memengaruhi kebijakan pendidikan tentang risiko bencana dan keselamatan
di sekolah.Kampanye ditujukan kepada murid sekolah dasar dan menengah, para
guru, pembuat kebijakan pendidikan, orang tua, dan ahli bangunan. Selain itu,
juga ditujukan kepada lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas isu
manajemen bencana, mendiknas, para pemimpin politik di tingkat nasional,
pembuat keputusan di masyarakat, dan otoritas lokal. Pesan yang bisa
disampaikan, antara lain:
1. Pendidikan tentang risiko bencana menguatkan pemahaman anak-anak dan
membantu membangun kesadaran yang lebih besar isu tersebut di dalam masyarakat.
2. Fasilitas bangunan sekolah yang bisa menyelamatkan hidup dan melindungi
anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dari suatu kejadian bencana alam.
3. Pendidikan tentang risiko bencana dan fasilitas keselamatan di sekolah akan
membantu negara-negara menuju ke arah pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium.
Hasil yang diharapkan adalah
(1) pemerintah pusat dan daerah menanamkan investasinya untuk menyediakan
fasilitas bangunan sekolah yang tahan bencana dan mengarahkan kurikulum
pendidikan tentang risiko bencana secara nasional;
(2) meningkatkan kesadaran sebagai dampak positif adanya pendidikan tentang
risiko bencana dan keselamatan di sekolah; dan
(3) peningkatan aksi dan penggunaan praktik-praktik yang baik untuk mengerahkan
koalisi dan kemitraan, membangun kapasitas sumber daya yang ada untuk
mengadakan pelatihan pendidikan tentang risiko bencana dan keselamatan di
sekolah. Ada pengalaman menarik tentang peran anak-anak dalam mengurangi korban
tsunami Desember2004. Seorang gadis kecil dari Inggris bernama Tilly yang
mendapatkan pelajaran tanda-tanda tsunami dari guru geografinya telah
menyelamatkan banyak orang yang sedang berlibur di pantai barat Thailand.
Seorang anak laki-laki kecil bernama Anto yang tinggal di Pulau Simeulue
mendapatkan pelajaran dari kakeknya tentang apa yang harus dilakukan ketika
terjadi gempa bumi di laut. Bersama seluruh penghuni pulau itu, mereka berlari
menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Kedua kisah tersebut diangkat
ke dalam film pendek sebagai materi kampanye UN/ISDR.